Ia. Lelaki biasa yang telah mampu menyelinap dan menempati
ruang sisi hati kecilku yang terdalam. Aku Ghita Wulan Syafitri akhirnya
menjadi satu kesatuan yang begitu utuh, bersama lelaki biasa itu, Iqbal
DinulHaq. Usia kami tidak terpaut jauh, Iqbal DinulHaq lahir pada tanggal 9
November 1995 dan aku Ghita Wulan Syafitri lahir pada tanggal 22 Februari 1996,
usia kami hanya terpaut kurang lebih 3,5 bulan saja.
Kami jalani hari-hari bersama. Gak bisa aku jelasin gimana
perasaanku saat ini. Yang pasti, perasaan ini amat berbeda dengan
perasaan-perasaan sebelumnya yang pernah
aku rasakan. Kamu, Iqbal DinulHaq, telah mampu membuat hidupku lebih berwarna
dan berbeda. Bukan hanya sekedar indah tapi jauh lebih dari sekedar indah.
Gak kerasa, kita ngejalani hubungan ini udah masuk usia ke 7
bulan, belum cukup lama memang. Tapi banyak kenangan yang gak bisa aku jabarkan
dengan kata-kata. Hei kamu, Iqbal DinulHaq. Gak tau gimana caranya
berterimakasih sama kamu, untuk waktu dan perjuangan yang udah kamu kasih ke
aku selama ini. Dan juga kesetiaan dan cinta serta kasih sayang yang telah kamu
berikan. Terimakasih sayang. Tetap tinggalah kamu selamanya dalam ruang sisi
hati kecil ku yang terdalam ini. Aku menyayangimu, aku mencintaimu, Iqbal
DinulHaq. Sungguh aku merasakan apa yang gak pernah aku rasakan sebelumnya.
Kamu mungkin memang bukan yang pertama dalam hidup ku, dan
aku pun sadar bahwa aku juga bukan yang pertama bagimu. Tapi aku ingin, aku
menjadi yang terakhir bagimu, dan kamu menjadi yang terakhir bagiku. Semoga
harapan kecil ku kelak bisa terwujud, yaitu harapan bisa bersamamu hingga maut
yang memisahkan. Aku yakin, dibalik semua cobaan atau halangan yang hadir dalam
hubungan kami pasti Allah punya sejuta kebahagiaan untuk kami.
“Sabar berarti mau bertahan. Bertahan berarti sayang. Dan
yang sabar sudah pasti mau bertahan karena sayang.”
Aku tau, Dinul cukup lelah dengan semua tingkah prilaku yang
amat egois yang aku punya saat ini, tapi aku senang karena aku tau seberapa
besar cinta dan kasih sayangnya padaku hingga dia mampu bertahan untuk
menghadapi keegoisan ku ini. Sifat egois ini muncul saat kita udah putus untuk
ke 3 kalinya. Awal bulan Februari tepatnya, aku mulai merasa ada perubahan dari
diriku ini. Entah apa alasannya, aku juga gak tau, aku sangat egois saat ini.
Merubah sifat egois?? Membuangnya jauh-jauh?? Iya.. aku
ingin, aku ingin lepas dari keegoisan ku ini. Kamu, Iqbal DinulHaq, tolong
jangan pernah lelah untuk selalu sabar mengahadapi ku dan membantu ku untuk
menghilangkan keegoisan ini.
Jujur, aku takut kehilangan kamu, Iqbal DinulHaq. Takut
kehilangan itu wajar bagiku, namanya juga sayang. Dan namanya sayang, mau
diapain juga ya tetep sayang. SEKIAN..
0 komentar:
Posting Komentar