Sesuatu yang kamu
anggap kecil dan enteng ternyata bisa dengan mudah menyelinap masuk dan
menghancurkan semuanya. Dan yang paling menakutkan adalah semua itu terjadi
tanpa kamu sadari.
Ironis rasanya
mengetahui bagaimana seorang manusia dengan percaya diri dan mudahnya melewati
sebuah badai yang besar. Namun, dalam
waktu yang sama mengetahui ada beberapa manusia yang bisa hancur hanya karena kerikil
kecil.
Sepasang manusia
akhirnya rela saling melepaskan genggaman tangan mereka hanya karena ancaman kerikil
kecil yang datang dan berniat menghancurkan semuanya, padahal sebelumnya mereka
pernah melewati puluhan badai yang luar biasa besar berdua. Logikanya, sepasang
manusia yang berhasil melewati badai yang begitu besar berdua atas nama cinta,
pasti mereka akan lebih bisa melewati kerikil kecil. Namun sekali lagi, cinta
sering kali tidak sejalan dengan logika.
Badai yang besar harusnya
malu dengan kerikil kecil. Dan sepasang manusia yang kehilangan cinta hanya
karena kerikil kecil, akan tertutup mukanya oleh pasir yang terbawa angin badai.
Aku tak ingin malu di
depan badai dan kerikil kecil, beserta pasir yang senantiasa menyertai mereka.
Sebuah cinta,
semestinya digdaya dari badai dan kerikil yang melanda.
Kepada kamu “Iqbal DinulHaq”, genggam tanganku. Kita lewati badai, kita
lewati kerikil kecil.
Ghita
Wulan Syafitri
Setiap pasangan yang
menjalin suatu hubungan, pasti punya suatu cita-cita kecil yang ingin sekali
mereka wujudkan, yaitu bersatunya mereka dalam suatu ikatan yang halal yang di ridhoi
Allah SWT. Menjadi sepasang suami istri yang mempunyai sejuta kebahagiaan dalam
berumah tangga, menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. Tapi,
dalam mewujudkan cita-cita kecil itu tidak semudah mulut berbicara. Semua butuh
proses.